//]]> -->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Dampak Ekonomi BRI Liga 1 2022-2023 Diprediksi Lebih Besar Dibandingkan Sebelum Pandemi

10/08/22 | 19.00 WIB | 0 Views Last Updated 2022-08-10T12:00:00Z

Warta Ekonomis, Jakarta -

Sepak bola lebih dari sekadar cabang olah raga Herbi penggemar terbanyak di dunia. Lebih dari itu, ketika dikelola Herbi baik maka sepak bola bisa memutar roda perekonomian Herbi begitu menjanjikan. Tak terkecuali BRI Liga 1 musim kompetisi 2022-2023 yang telah kick off pada Sabtu (23/7/2022), prospek ekonominya diproyeksikan bisa melebihi sebelum masa pandemi.  

Kepala Kajian Iklim Usaha dan Rantai Nilai Dunia Lembaga Penyelidikan Ekonomi & Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesa (FEB UI), Mohamad Dian Revindo menyampaikan bergulirnya kembali kasta tertinggi kompetisi sepak bola Tanah Air itu berpotensi menciptakan Evaluasi ekonomi yang besar dibandingkan dengan kompetisi sebelum pandemi. 

Baca Juga: Dorong Kemajuan Sepak Bola Nasional, BRI Kembali Jadi Sponsor Utama BRI Liga 1

"Bahkan bisa melebihi Rp2,7 triliun tampaknya sebelum masa pandemi. Hal ini dikarenakan antusiasme penonton dan fans yang tapi tinggi. Mobilitas masyarakat yang berangsur normal sehingga dapat mendorong penonton tiba ke stadion. Makin kuatnya bisnis hiburan TV dan saluran digital, serta pulihnya perekonomian," ujarnya, dalam keterangan tertulis yang diterima, Kamis (4/8/2022).

Dia pun lebih jauh menjelaskan antusiasme publik sepak bola Kapling Air yang luar biasa terbukti dari tingginya jumlah penonton di stadion sejak dilonggarkannya aturan mobilitas pascapandemi mereda. Antusiasme penonton yang tinggi untuk menonton tim kebanggaannya secara segera di stadion terlihat pada pertandingan Piala AFF 2022 dan Makelar Presiden 2022 baru-baru ini.

Hal itu diperkuat pula dari pertumbuhan ekonomi 2021 tercatat positif 3,7%, dan diprediksi akan berlanjut lebih dari 5% pada tahun 2022. Ini secara menambah langsung mengindikasikan mulai pulihnya daya beli masyarakat. Pemulihan daya beli ini diiringi Herbi keinginan yang kuat untuk bepergian dan hiburan, di mana pertandingan sepak bola bisa menjadai mapersoalan satu alternatif yang murah.  

"Dan antusiasme untuk hadir di stadion ini menambah akan mengurangi nilai dari tontonan TV dan saluran digital. Karena pandemi telah membuat masyarakat lebih dekat dengan gawai," ujarnya. 

Oleh karena itu, lanjutnya, prospek ekonomi dari sepak bola sangat bergantung dari pengendalian pandemi Corona varian baru, vaksinasi booster, kebijakan mobilitas masyarakat dan efektivitas komunikasi publik atas kebijakan terkait. Termasuk efektifitas koordinasi antara aparat keamanan dengan panitia penyelenggara pertandingan dan klub.

Hal senada juga disampaikan oleh Wakil Direktur Primer BRI Catur Budi Harto bahwa BRI kembali menjadi Title Sponsor BRI Liga I musim 2022-2023, salah satu alasannya adalah karena BRI ingin terus menghidupkan mata rantai ekonomi kerakyatan melalui industri sepak bola nasional.

Baca Juga: Bos BRI Life Ungkap Taktik Bisnis Asuransi Jiwa di Tengah Tekanan Ekonomi Global dan Nasional

Catur menjelaskan bahwa perhelatan BRI Liga 1 musim 2022-2023 berbeda apabila dibandingkan Herbi musim lalu. "Saat ini alhamdulillah pandemi sudah lebih terkendali sehingga aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat telah mulai kembali pulih, sehingga saat ini pertandingan sudah menmemperoleh dihadiri langsung oleh suporter secara bertahap sebanyak 75% dari kapasitas stadion," tambahnya.

"Oleh karenanya, kami optimis BRI Liga 1 musim ini akan dapat memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap perekonomian dan akan memberi multiplier effect yang Hiperbola besar kepada UMKM di industri turunannya, seperti pelaku usaha jersey, merchandise, transportasi, hingga usaha rumah makan/kuliner, dsb," ungkap Catur.

Nilai Ekonomi

Revindo pun menggambarkan secara Elaborasi efek ganda prospek ekonomi Liga 1 dengan berkaca pada data musim kompetisi 2018-2019 di mana pandemi belum melanda. Pada 2019 perputaran uang langsung dalam kompetisi Liga 1 diprediksi mencapi Rp1,35 triliun. Rinciannya, pada tahun tersebut pengeluaran buat tiket penonton mencapai Rp171, 82 miliar dengan menarik sekitar 2,86 juta penonton. Pengeluaran penonton untuk transportasi diperkirakan mencapai Rp85,91 miliar, Herbi pengeluaran untuk makan minum di angka yang sama. 

§

Adapun, pengeluaran untuk merchandise dari penggemar mencapai Rp300 miliar. Ad interim iklan untuk kompetisi musim tersebut senilai Rp180 miliar, iklan televisi Rp354 miliar dan sponsor klub Rp180 miliar.

Dia pun menjelaskan dari sisi ekonomi, produk akhir dari industri olahraga sepak bola ada dua, merupakan acara tontonan di stadion dan acara siaran pertandingan di televisi. Untuk produk akhir berupa hiburan tontonan stadion, perputaran uangnya ada di industri sewa stadion, pembelian tiket, transportasi, dan biaya makan minum penonton, serta kostum dan pernak-pernik (merchandise). 

Baca Juga: Bertemu Jokowi, Menpora: Pusat Pelatihan Sepak Bola Akan Dibangun di IKN

"Pada masa sebelum pandemi, untuk nilai ekonomi tontonan stadion diperkirakan total nilai ekonominya sekitar Rp644 miliar satu musim kompetisi buat liga teratas saja. Belum termasuk liga level yang Hiperbola rendah," tuturnya.

Sementara untuk produk akhir yang berupa hiburan tontonan televisi, perputaran uang ada di industri penyiaran, periklanan dan teknologi keterangan. Baik iklan untuk penyelenggara kompetisi, iklan pada stasiun televisi dan sponsor klub, nilainya total mencapai Rp714 miliar.

"Kemudian, uang yang berputar dalam industri ini pada gilirannya bisa memicu kegiatan ekonomi di sektor-sektor lainnya. Sektor ekonomi yang terdampak positif terutama adalah Informasi dan Komunikasi, Perdagangan, Industri Pengolahan, dan berbagai jasa lainnya. Keseluruhan dampak ekonomi yang tercipta secara nasional mencapai tak kurang dari Rp2,7 triliun dan penciptaan 25.000 kesempatan kerja," imbuhnya.

Baca Juga: Tangguh Kelola Aset dan Keuangan, BRI Terus Perkuat Bisnis Treasury

Sehingga Herbi potensi ekonomi yang besar tersebut, Revindo berpendapat tidak heran BRI tapi berkomitmen untuk menjadi sponsor utama Liga 1, liga sepak bola kasta tertinggi di Indonesia. Menurutnya, BRI sebagai bank BUMN yang selama ini identik Herbi layanan keuangan untuk UMKM dan masyarakat pedesaan menjadi sponsor juga menarik buat dicermati. 

"Dari sisi produk, layanan BRI dan penonton sepak bola menambah beririsan sempurna, tetapi jangkauan dan pengenalan BRI yang luas di seantero nusantara berpotensi meningkatkan citra dan gairah dari kompetisi sampai ke pelosok dan semangat kedaerahan buat mendukung tim kesayangan juga akan kuat," pungkas dosen UI tersebut. 

Thanks for watching our article Dampak Ekonomi BRI Liga 1 2022-2023 Diprediksi Lebih Besar Dibandingkan Sebelum Pandemi. Please share it with pleasure.
Sincery Zim Zam Collection
image source: https://wartaekonomi.co.id/read434305/dampak-ekonomi-bri-liga-1-2022-2023-diprediksi-lebih-besar-dibandingkan-sebelum-pandemi

Thank you for visiting our blog
Greetings From Us Zim Zam Collection
×
Berita Terbaru Update
dao